Senin, 20 Juni 2011

kb dan kontrasepsi

1. Defenisi keluarga berencana (KB)

 Dalam pengertian secara umum : Keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinyadan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut. (Teknik Keluarga Berencana 1980, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran,Bandung: Elstar Offset .)
 Dalam pengertian secara khusus: Pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah antara sel mani dari laki-laki dan sel telur dari wanita sekitar persetubuhan. (Teknik Keluarga Berencana 1980, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran,Bandung: Elstar Offset .)

2. Defenisi kontrasepsi :
 Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencagah terjadinya kehamilan.Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara,dapat juga bersifat permanen.Yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi. (Ilmu Kandungan,2008,Yayasan Bina Pustaka Sarwowno Prawirohardjo,Jakarta: Tridasa Printer.)
 Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap.Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat,secara mekanis,menggunakan obat/alat,atau dengan operasi.Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuanpenggunaan kontrasepsi,yaitu:
1. Menunda kehamilan.Pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun dianjurkan menunda kehamilanya.
2. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan ).Masa saat istri berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak dengan jarak kelahiran 3-4 tahun.
3. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi).Saat usia istri diatas 30 tahun,dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak.(Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1,2001,Fakultas Kedokteran UI,Jakarta:Media Aesculapius.)

3. Cara dan metode kontrasepsi

 Metode Kalender
Metode ini dikenal juga sebagai Ogino Knaus.M enurut Ogino ovulasi biasanya terjadi padabhari ke -14 sebelum haid yang akan datang,tapi sebetulnya dapat terjadi antara hari ke-12 dan hari ke-16 sebelum haid.Jadi ke 5 hari itu yang jelas merupakan masa yang terlarang untuk coitus.
Karena sel mani dapat hidup selama tiga hari dalam alat reproduksi wanita maka ditambahnya hari ke-17 dan 18,kemudian di tambahkan satu hari lagi ialah hari ke 11 untuk hidupnya sel telur sehingga masa subur menjadi 8 hari ialah pada siklus 28 hari dari ke 11 sampai dengan hari ke 18.
Yang paling menyulitkan pada metode kalender ialah bahwa tidak banyak wanita mendapat haid yang teratur setiap 28 hari,hal ini bisa menyebabkan kehamilan.Karena sebaiknya haid diperiksa dulu,sekurang-kurangnya selama 6 bulan dan sebaiknya selama 12 bulan.
Apabila sudah jelas makin tidak teratur haidnya makin pendek masa yang aman.Misalnya kalau siklus haid seorang wanita bervariasi antara 25 dan 32 hari maka masa aman pre-ovulasi diperoleh dengan mengurangi 18 hari dari yang terpendek (25-18=7) dan masa aman post ovulasi dengan mengurangi 11dari siklus yang panjang (32-11=21) maka masa tidak subur ialah hari ke 7 dan sesudah hari ke 21.
Cara ini akan lebih tinggi efektivitasnya jika dibarengi pula dengan pengukuran suhu basal badan,dengan pengukuran ini dapat ditentukan dengan tepat saat terjadinya ovulasi.Menjelang ovulasi suhu bada turun kurang dari 24 jam sesudah ovulasi suhu badan naik lagi sampai tingkat lebih tinggi daripada tingkat suhu sebelum ovulasi,dan tetap tinggi sampai terjadinya haid.

 Metode Suhu Badan Basal (Termal)
Hormon progesteron yang disekresi korpus luteum setelah ovulasi bersifat termogenik atau memproduksi panas.Ia dapat menaikan suhu tubuh 0,05◦ sampai 0,2◦C (0,4◦-1◦F) dan memprtahankan pada tingkat ini sampai saat haid berikutnya.Peningkatan suhu tubuh ini disebut sebagai peningkatan termal dan ini merupakan dasar dari metode suhu tubuh basal (STB).Siklus ovulasi dapat dikenali dari catatan suhu tubuh.

Suhu basal harus diukur dengam thermometer yang khusus dan dicatat pada kartu grafik yang tertentu.Karena yang paling penting ialah perubahan suhu dan bukan nilai absolutnya,maka pengukuran harus dilakukan setiap hari ialah pada pagi harisebelum bangun dari tidur dan sebelum makan atau minum serta dicatat setiap malam.
Pengukuran ini secara oral (3 menit) atau rectal ( 1 menit).Kekurangan dari cara ini ialah bahwa kita hanya dapat menentukan masa aman post ovulasi.Karena itu sering dikombinasikan dengan metode kalender untuk menentukan masa tidak subur pre-ovulasi.

Jadi pelaksanaannya sebagai berikut:
Masa aman pre-ovulasi ditentukan dengan metode kalender atau dengan mengurangi 6 hari dari kenaikan suhu yang paling dini yang telah mencatat selama 6 bulan.Masa aman post ovulasi ialah 3 hari setelah kenaikan suhu basal.
Metode suhu basal tidak dapat dipergunakan pada remaja dan dalam climacterium karena sering siklus yang ovulatior diselingi dengan siklus yang ana ovulatior.
Untuk menerapkan aturan peningkatan termal,harus diambil langkah-langkah sebagai berikut:
• Selama siklus haid,klien mengikir suhu tubuhnya setiapmpagi sebelum bangun dari tempat tidur (Kira-kira pada waktu yang sama) dan mencatat suhu tubuhnya pada lembar catatan yang telah disediakan.
• Dengan menggunakan pencatatan suhu tubuh pada lembar tersebut ,ia mengidentifikasi suhu tertinggi dari suhu normal,rendah(Suhu tubuh harian yang dicatat dengan pola khusus tanpa adanya kondisi yang luar biasa) selama 10 hari pertama dari siklus haid,dengan mengesampingkan suhu rubuh tinggi yang abnormal akibat demam atau gangguan lainnya.
• Tariklah sebuah garis 0,05◦C diatas suhu tertinggi dari 10 suhu tertinggi dari 10 suhu tersebut diatas.Garis ini disebut sebagai garis penutup atau garis suhu.
• Tunggu 3 hari dari suhu yang lebih tinggi untuk memulai senggama.Fase tidak subur dimulai pada malam ke 3 hari berturut-turut dengan suhu diatas garis suhu.
• Bila salah satu dari ketiga suhu tubuh tersebut turun atau dibawah garis suhu selama 3 hari perhitungan.Ini mungkin tanda ovulasi sebelum terjadi. Jadi klien harus menunggu sampai didapat 3 hari berturut-turut dengan suhu tubuh diatas garis suhu sebelum memulai senggama.
• Setelah fase tidak subur dimulai,klien tidak perlu lagi mencatat suhu tubuh.Ia dapat berhenti mencatat sampai siklus haid berikutnya.

 Metode Lendir Serviks
Dalam metode ini dilakukan penilaian lendir serviks.Sifat cairan vagina yang bervariasi selama siklus haid.Lendir divagina yang diperiksa dengan cara memasukan jari tangan klien sendiri dalam vagina dan mencatat bagimana lendir itu dirasakan setipa hari.
Setelah haid berakhir,umumnya wanita mengalami beberapa hari tidak ada lendir dan daerah vagina dirasakn kering,ini dikenal sebagai hari-hari kering.
Setelah itu seorang wanita melihat adanya lendir.Lendir ini secara khas lengket ,seperti bubur atau rapuh.Warnanya bervariasi dari kunig sampai putih.Karena lendir ini tidak seberapa lembab,daerah vagina masi dirasakan kering atau seperti lengket.Bila terdapat lendir jenis apapun sebelum ovulasi,saat-saat ini dianggap sebagai masa subur.Walaupun lendir tersebut lengket dengan tipe seperti bubur,hari-hari subur telah dimulai karena jenis lendir yang basah dalam leher rahim mungkin telah ada.
Saat ovulasi terjadi dengan estrogen meningkat, lendir menjadi basah.Lendir ini jumlahnya bertambah secara bertahap dan semakin jernih.lendir ini menjadi semakin basah,elastis dan licin.Lendir ini menyerupai putih telur dan dapat diregangkan perlahan-lahan diantara 2 jari.Umumnya wanita merasa basah didaerah vaginanya selama waktu-waktu ini.Ini adalah jenis lendir yang memungkinkan sperma hidup dan berenang menuju sel telur sampai selama 5 hari.
Setelah ovulasi,progesteron meningkat dan lendir serviks berubah lagi.Lendir serviks mulai kurang basah,lebih lengket,seperti bubur serta jumlahnya berkurang.Sensasi vagina menjadi kering.Lendir jenis ini membuat sperma menjadi sulit untuk bergerak dan hidupnya untuk beberapa menit sampai beberapa jam.Lendir ini membantu mencegah masuknya sperma dan bakteri yang merugikan kedalam uterus.Sejumlah wanita mungkin tidak mempunyai lendir lagi pada hari-hari akhir siklus haid.
Dasarnya adalah perubahan kualitatif dan kuantitatif yang siklis dari lendir cerviks karena pengaruh hormon ovarium.
Perubahan ini dapat dibagi dalam 5 fase:
Fase 1 : Masa kering segera setelah menstruasi,karena kadar estrogen yang rendah,kurang merangsang sekresi
Fase 2 : Pada masa pre-ovulasi dini kadar estrogen mulai naik dan akibatnya ialah sekresi lendir yang keruh dan liat.
Fase 3 : Hari-hari basah beberapa waktu sebelum dan sesudah ovulasi.Pada masa ini kadar estrogen mencapai puncak,maka lendir berubah menjadi jernih,licin,sifatnya seperti putih telur.
Fase 4 : masa post ovulasi dimana kadar progesteron naik,sehingga lendir berkurang sekali dan menjadi keruh dan liat.
Fase 5 : Masa pre-menstruasi dimana lendir kadang-kadang men jadi jernih lagi can sangat cair.Fase ini tidak selalu terjadi.
Masa subur mulai terjadi pada hari pertama adanya lendir serviks pasca hai (Fase 2 ) dan berlangsung sampai 4 hari sesudah keluarnya lendor yang jernih dan licin.Hari lainya merupakan masa yang aman.
Sejak tahun 1950 metode lendir serviks dikombinasikan dengan metode suhu dan kalender dan gejala lain dari ovulasi,dikenal sebagai metode sympto-thermal.Metode ini dikenal juga sebagai metode Billings.Jelas bahwa wanita yang ingin mempergunakan metode ini harus tahu membedakan perasaan basah atau kering dan sifat liat atau licin,jadi harus pandai juga memeriksa lendirnya sendiri.
Bila pasangan menginginkan kehamilan:
• Bila pasangan menginginkan kehamilan,mereka harus melakukan senggama pada saat-saat dimana lendirnya dirasakan elastis,basah,dan licin dalam siklus haidnya.
• Bila ia tidak hamil pada bulan itu,ia harus tetap memonitor lendir suburnya sehingga pasangan itu tahu kapan mereka harus melakukan senggama.
Bila pasangan tidak menginginkan kehamilan:
• Sebelum ovulasi,senggama dapat dilakukan pada selang semalam hari-hari kering.Hal ini disebut sebagai Aturan Hari Kering Bergantian (Alternate Dry Day Rule). Suatu hari kering adalah hari saat tidak didapatkan lendir dan sensasi bagina menjadi kering. Pembatasan senggama selang sehari kering memberi kesempatan bagi semen untuk keluar dari vagina selama hari pantang dan membedakanya dengan lendir jenis subur.Bila setelah hari pantang vagina kering lagi,senggama boleh dilakukan.
• Hari pertama adanya lendir jenis apapun atau sensasi basah pada vagina merupakan mulainya fase subur.Pantang senggama harus dilakukan sampai fase subur ini berakhir.Ini disebut Aturan Lendir Awal (Early Mucus Rule).
• Pantang senggama harus dilakukan hingga 3 hari 3 malam sampai pagi hari ke 4 setelah hari puncak,fase tidak subur dimulai.Senggama boleh dilakukan sampai siklus haid berakhir dan perdarahan haid dimulai lagi.Ini disebut sebagai Aturan Hari Puncak (Peak Day Rule).
• Bila perdarahan terjadi sebelum aturan hari puncak dikerjakan,pantang senggama harus dilakukan selama perdarahan berakhir.Bila lendir timbul selama 3 hari tersebut ,fase subur telah mulai.Bagaimanapun bila hari-hari kering terus berlangsung sampai perdarahan selesai,ovulasi mungkin telah terjadi selama masa perdarahan tersebut.Aturan hari kering bergantian harus diikuti karena seorang wanita tidak dapat memastikan apakah ia telah mengalami ovulasi.
Cara kerja
Dimulai dari hari pertama setelah haid berakhir,klien harus mencatat pola lendirnya terus menerus sampai 8-10hari setelah hari terakhir dengan lendir yang licin dan basah,atau hari puncak (Peak Day).Jari puncak menunjukan bahwa ovulasi talah dekat atau bahkan sedang terjadi,dan pencatatan harus diteruskan sampai ia yakin bahwa ia telah tidak subur lagi.Ia harus terus mencatat pola lendirnya setiap siklus sampai ia terbiasa memeriksa dan menilai pola lendirnya yang dapat memekan waktu beberapa bulan.Setelah terbiasa dengan hal ini,klien tidak perlu lagi memeriksa lendirnya setiap hari selama siklus haidnya,ia dapat berhenti setelah menjalankan aturan hari puncak karen ia telah mencapai masa tidak subur.Karena lendir mungkin berubah sepanjang hari,hari yang terbaik adalah mencatatnya pada malam hari dan selalu mencatat lendir yang dirasakan paling subur pada hari itu.
 Metode Coitus Interuptus ( Senggama Terputus )
Senggama terputus adalah penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi.Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa akan terjadinya ejakulasi disadari sebelumnya oleh bagian terbesar pria,dan setelah itu masih ada waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi.Waktu yang singkat ini dapat digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina.Keuntungannya cara ini tidak membituhkan biaya,alat-alat maupun persiapan,akan tetapi kekurangannya bahwa untuk mensukseskan cara ini dibutuhkan pengendalian diri yang besar dari pihak pria.Beberapa pria karena faktor jasmani dan emosional tidak dapat mempergunakan cara ini. Selanjutnya,penggunaan cara ini dapat menimbulkan neurasteni.

Efektifitas cara ini umumnya dianggap kurang,sungguhpun penyelidikan yang dilakukan Amerika dan Inggris membuktikan bahwa angka kehamilan dengan cara ini hanya sedikit lebih tinggi daripada cara yang mempergunakan kontrasepsi mekanis atau kimiawi.Kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh :
• Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi yang dapat mengandung sperma,apalagi pada koitus yang berulang (Repeated Coitus).
• Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina
• Pengeluaran semen dekat pada vulva dapat menyebabkan kehamilan,misalnya karena adanya hubungan antara vulva dan kanalis servikalis uteri oleh benang lendir serviks uteri yang pada masa ovulasi mempunyai spinbarkeit yang tinggi.
Walaupun cara ini tentu ada kegagalanya tapi tidak kalah dengan hasil pasangan yang mempergunakan kondom dan diafragma. Dulu dikatakan bahwa Coitus interruptus dapat menyebabkan hipertropi prostat,impotensi dan bendungan panggul,namun bukti ilmiah tidak ada. Tapi kalau salah satu anggota dari pasangan tidak menyetujui,dapat menimbulkan ketegangan dan dengan demikian mungkin dapat merusak hubungan seks.
Cara ini tentu memerlukan suami yang bertanggung jawab dan dengan kemauan yang cukup besar, tapi mudah diterima, karena merupakan cara yang dapat dirahasiakan tidak usah minta nasihat pada orang lain
 Metode Barier pada Pria ( Kondom )
Kondom adalah selaput karet yang dipasang pada penis selama hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis tipis, berbentuk silinders, dengan muaranya berpinggir tebal, bila digulung berbentuk rata atau mempunyaj bentuk seperti piting susu. Kondom juga membantu mencegah PMS, termasuk AIDS.
Kondom adalah metode yang mengumpulkan air mani dan sperma di dalam
kantung kondom dan mencegahnya memasuki saluran reproduksi wanita. Kondom pria harus dipakai setelah ereksi dan sebelum alat kelamin pria penetrasi ke dalam vagina yang meliputiseparuh bagian penis yang ereksi. Tidak boleh terlalu ketat (ada tempat kosong di ujung untuk menampung sperma). Kondom harus dilepas setelah ejakulasi.

Keuntungan kondom, selain untuk memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin, ialah bahwa ia dapat juga digunakan untuk tujuan kontrasepsi.
Kekurangannya ialah ada kalanya pasangan yang mempergunakannya merasakan selaput karet tersebut sebagai penghalang dalam kenikmatan waktu melakukan koitus. Adapula pasangan yang tidak menyukai kondom oleh karena adanya asosiasi dengan soal pelacuran.
Sebab-sebab kegagalan memakai kondom ialah bocor atau koyaknya alat itu atau tumpahnya sperma yang disebabkan oleh tidak dikeluarkannya penis segera setelah terjadi ejakulasi.
Namun, efek samping kondom tidak ada, kecuali jika ada alergi terhadap bahan untuk membuat karet.

Cara pemakaian kondom :
• Gunakan kondom setiap kali berhubungan seksual.
• Buka kondom secara perlahan untuk mencegah kerusakan (jangan menggunakan gigi atau benda tajam)
• Pasang kondom dalam keadaan penis ereksi dan sebelum kontak dengan pasangan
• Pastikan tidak ada udara yang terjebak di ujung kondom
• Pastikan penggunaan pelumas yang cukup (dapat menggunakan pelumas tambahan)
• Gunakan hanya pelumas dengan bahan dasar air ketika menggunakan kondom (pelumas dengan bahan dasar minyak dapat melemahkan lateks)
• Pegang kondom dengan hati-hati setelah ejakulasi, dan untuk mencegah terlepasnya kondom,keluarkan kondom dari vagina dalam keadaan penis ereksi

 Metode Barier pada Wanita ( Barier Intra vaginal )

Diafragma dan cervical cap --> kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya. Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah senggama. Cervical cap (penutup serviks) adalah kop bulat yang diletakkan menutupi leher rahim dengan perlekatan di bagian forniks. Terbuat dari karet dan harus tetap di tempatnya lebih dari 48 jam.

 Diafragma Vaginal
Diafragma vaginal ini terdiri dari kantong karet yang berbentuk mangkuk yang per elastis pada pinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari logam tipis yang tidak dapat berkarat, ada pula yang dari kawat halus yang tergulung sebagai spiral dan mempunyau sifat seperti per.

Ukurana diavragma vaginakl yang beredar dipasaran mempunyai diameter antara 55-100mm. Tiap-tiap ukuran mempunyai pebedaan diameter masing-masing 5 mm. Besarnya ukuran diafragma yang akan dipakai oleh aseptor ditentukan secara individual. Diafragma di masukan kedalam vagina sebelum koitus untuk menjaga jangan sampai sperma masuk kedalam uterus. Untuk memperkuat khasiat diafragma, obat spermatisida dimasukan kedalam mangkuk dan dioleskan pada pinggirnya. Diafragma vaginal sering dianjurkan pemakaiannya dalam hal seperti ini.
1. Keadaan dimana tidak tersedia cara yang lebih baik.
2. Jika frekuensi koitus tidak seberapa tinggi, sehingga tidak dibutuhkan perlindungan yang terus menerus.
3. Jika pemakaian pil, AKDR, atau cara lain harus dihentikan untuk sementara waktu oleh karena sesuatu sebab.

Diafragma paling cocok dipakai pada wanita dengan dasar panggul yang tidak longgar dan dengan tonus dinding vagina yang baik.

Umumnya diafragma vaginal tidak menimbulkan banyak efek sampingan. Efek sampingan mungkin dusebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat-obat spermatisida yang dipergunakan, atau oleh karena terjadi perkembang biakan bakteri yang berlebihan dalam vagina jika diafragma dibiarkan terlalu lama terpasang disitu.

Kekurangan khasiat diafragma vaginal adalah
1. Diperlukan motivasi yang cukup kuat.
2. Umumnya hanya cocok untuk wanita yang terpelajar dan tidak untuk digunakan secara masal.
3. Pemakaian yang tidak teratur dapat menimbulkan kegagalan.
4. Tingkat kegagalan lebih tinggi daripada pil atau AKDR.

Keuntungan cara ini adalah
1. Hampir tidak ada efek sampingan.
2. Dengan motivasi yang baik dan pemakaian yang betul, hasilnya cukup memuaskan.
3. Dapat dipakai sebagai pengganti pil atau AKDR pada wanita-wanita yang tidak boleh mempergunakan pil atau AKDR oleh karena suatu sebab.

Cara Pemakaian Diafragma Vaginal
Jika akseptor telah setuju mempergunakan cara ini ,terlebih dahulu ditentukan ukuran diafragma yang akan dipakai,dengan mengukur jarak antara simfisis bagian bawah dan forniks vaginae posterior dengan menggunakan jari telunjuk dari jari tengah tangan dokter,yang dimasukan kedalam vagina akseptor.Kemudian,kepadanya diterangkan anatomo alat-alat genital bagian dalam dari wanita,dan dijelaskan serta didemonstrasikan cara memasang diafragma vaginal. Pinggir mangkuk di jepit antara ibu jari dan jari telunjuk, dan diafragma di masukan ke dalam vagina sesuai dengan sumbunya.

Setelah selesai pemasanganya, akseptor harus meraba dengan jarinya bahwa porsio servisis uteri terletak di atas mangkuk, pinggir atas diafragma diforniks vagina posterior, dan pinggir bawah di bawah simfisis. Kemudian akseptor disuruh sendiri memasang diafragma, mengontrol apakah letaknya sudah benar, dan akhirnya mengeluarkannya. Akseptor harus melatih diri untuk menggunakan diafragma. Jika perlu, pemasukan diafragma kedalam vagina dapat di lakukan dengan menggunakan introducer. Diafragma harus dimasukkan sebelum koitus, pemasukkan dapat dilakukan dengan posisi tidur terlentang, dengan kaki di bengkokkan dalam lutut dan kaki terbuka sedikit, dalam posisi berjongkok, atau dalam posisi berdiri dan satu kaki di tinggikan.

Sebelum di masukkan, obat spermatisida di letakkan dalam mangkuk diafragma serta di oleskan pada pinggirnya. Setelah koitus, diafragma tidak boleh segera di keluarkan, akan tetapi harus di tunggu 6 sampai 8 jam. Dalam waktu itu sperma dalam vagina di kirakan sudah mati

Cara penyimpanan diafragma vaginal
Setelah di pakai, diafragma vaginal di cuci dengan air dan sabun dingin sampai bersih, lalu dikeringkan dengan kain halus, dan kemudian diberi bedak. Diafragma vaginal harus di simpan di tempat yang tidak boleh kena panas. Sekali-sekali diafragma harus di peiksa apakah tidak bocor atau apakah cincin mangkuk tidak rusak. Jika di jaga dengan baik, diafragma dapat di pergunakan untuk selama kira-kira 1 – 11/2 tahun.

 Cervical cap
Cervical cap di buat dari karet atau plastik, dan mempunyai bentuk mangkuk yang dalam dengan pinggirnya terbuat dari karet yang tebal. Ukurannya ialah dari diameter 22mm-33mm, jadi lebih kecil dari diafragma vaginal. Cap ini di pasang pada porsio servisis uteri seperti memasang topi. Dewasa ini alat ini jarang di pakai untuk kontrasepsi.

Penggunaan dan pemeliharaannya
Cap harus di pakai setiap koitus. Beberapa pasien suka memasangnya tiap malam sebelum tidur. Alat ini harus di tinggalkan sekurang-kurangnya 6 jam, setelah koitus, jadi biasanya di pasang malam dan di angkat pada pagi hari.
Setelah di pakai, cap di cuci dengan air hangat, jangan air yang terlalu panas, kalau perlu dengan sabun. Kemudian di bersihkan dan diberi bedak dan di simpan dalam kotaknya. Sewaktu-waktu pasien hendaknya memeriksa alat ini atas adanya lobang atau retak.

 Spermisid vaginal
Alat KB ini memiliki bentuk beragam. Ada foam aerosol (busa), tablet, supposutoria, krim, jeli, dan spons. Dipakai dengan cara dioleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Spermisida mematikan sel-sel sperma sebelum sempat memasuki rahim.


Plus:
1.Melindungi pemakainya dari penyakit menular seksual gonorrhea, klamida, hepatitis B, HIV/AIDS
2.Tidak didapatkan efek samping sistemik/pada tubuh.
Minus:
1.Angka kegagalan 10-25 dari 100 wanita per tahun.
2.Tidak memberi perlindungan terhadap hepatitis B, penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS, klamidia, gonorrhea.
3.Bisa menimbulkan gatal-gatal atau lecet pada vagina.
4.Tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan tanpa bantuan alat lain seperti kondom atau diafragma.

 Metode kontrasepsi hormonal
Estrogen sebagai kontrasepsi bekerja dengan jalan menghambat ovulasi melalui fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarium, menghambat perjalanan ovum atau inplantasi. Sedangkan progesteron bekerja dengan cara membuat lendir serviks lebih kental, hingga penetrasi dan transportasi sperma lebih sulit, menghambat kapasitas sperma, perjalanan ovum dalam tuba, implantasi, dan menghambat ovulasi melalui fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarium.

Kontraindikasi
Mutlak: kehamilan, tumor-tumor yang di pengaruhi estrogen, pernah mengalami kelainan serebrovaskuler dan diabetes melitus.
Relatif: depresi, migren, mioma uteri, hipertensi, oligomenore, dan amenore.
Efek samping
Efek samping kontrasepsi hormonal sesuai dengan kadar hormon yang dikandungnya. Kelebihan hormon estrogen dapat menimbulkan nausea, edema, keputihan, kloasma, disposisi lemak berlebihan, eksotrofia serviks, teleangiekasia, nyeri kepala, hipertensi, superlaktasi, dan buah dada tegang. Rendahnya dosis estrogen dapat menyebabkan spotting dan breakthrough bleeding antara masa haid. Sedangkan kelebihan progesteron dapat menimbulkan perdaraahan yang tidak teratur, nafsu makan meningkat, cepat lelah, depresi, libido berkurang, jerawat, alopesia, hipomenore, dan keputihan. Kekurangan hormon progesteron menyebabkan darah haid yang lebih banyak dan lama.

 Pil kontrasepsi
Ada tiga macam pil kontrasepsi, yaitu mini pil, pil kombinasi, dan pil pasca sengama. Yang umum di gunakan ialah pil kombinasi antara estrogen dan progesteron. Mini pil yang hanya mengandung progestin dosis rendah biasanya diberikan pada ibu yang menyusui (hingga kira-kira 9 bulan setelah melahirkan)

Cara kerja pil kontrasepsi
1. Menghambat timbulnya ovulasi dengan pengaruhnya terhadap hipotalamus, hipofise dan ovarium. Pengeluaran RF (Realising Faktor) oleh hipotalamus terhambat sehingga kadar FSH dan LH menurun. Namun demikian pula steroidogenesis ovarium tidak terjadi
2. Menyebabkan perubahan pada beberapa bagian alat kandungan, seperti lendir serviks, endometrium dan mungkin pula pada miometrium dan tuba. Lendir serviks menjadi lebih kental, sehingga tidak mudah di tembus oleh spermatozoa. Pada endometrium terlihat adanya proliverasi yang di ikuti secara cepat oleh fase sekresi yang dini dan kemudian kelenjar mengalami regresi dengan stroma yang lembab.

 Pil kombinasi
Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini di anggap paling efektif. Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil juga mempunyai efek lain terhadap traktus genitalis, seperti menimbulkan perubahan-perubahan pada lendir serviks, sehingga menjadi kurang banyak dan kental, yang mengakibatkan sperma tidak dapat memasuki kavum uteri. Juga terjadi perubahan-perunahan pada motilitas tuba faloppi dan uterus.
Efek samping : hormon-hormon dalam pil harus cukup kuat untuk dapat mengubah proses biologi, sehingga ovulasi tidak terjadi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika kadang-kadang timbul efek sampingan. Efek tersebut pada umunya di temukan pada pil kombinasi dengan kelebihan estrogen atau pada pil dengan kelebihan progesteron. Perlu juga di ketahui bahwa antara jenis-jenis progestagen terdapat perbedaan mengenai efek tambahan, yakni efek estrogenik, atau efek androgenik atau efek metabolik.

Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan pil kombinasi :
1. Efektifitasnya dapat dipercaya (daya guna teoretis hampir 100 %, daya guna pemakaian 95-98%)
2. Frekuensi koitus tidak perlu di atur.
3. Siklus haid jadi teratur.
4. Keluhan-keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali
Kekurangan pil kombinasi:
1. Pil harus di minum tiap hari, sehingga kadang-kadang merepotkan
2. Motifasi harus kuat,
3. Adanya efek sampingan walaupun sifatnya sementara umpamanya mual, sakit kepala, muntah, buah dada jadi nyeri,
4. Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang persisten
5. Untuk penduduk golongan tertentu harganya masih mahal.

 Mini-pill
Pada tahun 1965 Rudell dkk menemukan bahwa pemberian progestagen (khlormadinon asetat) dalam dosis kecil (0,5 mg/hari) menyebabkan wanita tersebut menjadi infertil. Mini-pill bukan merupakan penghambat ovulasi oleh karena selama memakan pil mini ini ovulasi kadang-kadang masih dapat terjadi. Efek utamanya adalah terhadap lendir serviks, dan juga terhadap endometrium, sehingga nidasi blastokista tidak dapat terjadi. Mini-pill ini umumnya tidak di pakai untuk kontrasepsi.

 Pil pasca senggama
Pada tahun 1966 Morris dan Van Wagenen menemukan bahwa estrogen dalam dosis tinggi dapat mencegah kehamilan jika di berikan segera setelah koitus yang tidak di lindungi. Penyelidikan yang di lakukan pada wanita sukarelawan dan wanita yang di perkosa kepada sebagian wanita-wanita tersebut di berikan 50 mg dietilstibestrol (DES) dan sebagian lagi di berikan etinil-estradiol (EE) sebanyak 0,5-2 mg sehari selama 4-5 hari setelah terjadinya koitus.kiranya dengan cara ini dapat dihalangi implantasi blastokista dalam endometrium.

 Suntikan kontrasepsi (depo provera)
Depo provera adalah 6-alfa-medroksiprogesteron yang di gunakan untuk tujuan kontrasepsi prenatal, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif. Obat ini termaksud obat depot. Noristerat juga termaksud dalam golongan ini.
Suntikan di berikan mulai hari ke-3 sampai ke-5 pasca persalinan, segera setelah keguguran, atau pada interfal 5 hari pertama haid. Hormon di suntikan secara intramuskuler dalam di daerah gluterus maksinis atau deltoid. Selanjutnya suntikan ciklovem di berikan tiap bulan, noristerat tiap 2 bulan dan depolifera tiap 3 bulan sekali.

Mekanisme kerja
1. Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktordari hipotalamus
2. Ledir serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui serviks uteri
3. Implantasi ovum dalam endometrium di halangi
4. Kecepatan transpor ovum melalui tuba berubah.
Keuntungan
1. Efektivitas tinggi
2. Sederhana pemakaiannya.
3. Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali se tahun)
4. Refersibel
5. Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak
Kekurangan
1. Sering menimbulkan pendarahan yang tidak teratur (spotting, breathrough bleding)
2. Dapat menimbulkan amenorea. Obat suntikan cocok dipergunakan pada ibu-ibu yang baru saja bersalin dan sedang menyusui anaknya.
 Kontrasepsi susuk ( Norplant )
Norplant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung Levonorgestrel yang di bungkus dalam kapsul silastik-silicone dan di susukkan dibawah kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan dibawah kulit adalah sebanyak 6 kapsul dan masing-masing kapsul panjangnya 34 mm dan berisis 36 mg Levonorgestrel. Setiap hari sebanyak 30 mcg Levonorgestrel dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui dinding kapsul. Levonorgestrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini pil atau pil kombinasi ataupun pada AKDR yang bioaktif.
Mekanisme Kerja
1. Mewngentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma.
2. Menemukan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote.
3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
Kelebihan norplant
Kelebihan norplant antara lain adalah cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen, perdarahan yang terjadi lebih ringan, tidak menaikkan tekanan darah, resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR ). Selain itu cara norplant ini dapat digunakan untuk jangka panjang ( 5 tahun ) dan bersifat reversibel. Menurut data-data klinis yang ada dalam waktu 1 tahun setelah pengangkatan norplant, 80%sampai 90% wanita dapat hamil kembali.

Kerugian norplant
Kerugian norplant adalah antara lain gangguan pola haid, seperti terjadinya spotting, perdarahan haid memanjang atau lebih sering berdarah ( metrorrhagia ), amenorhea, mual-mual, anoreksia, pening, sakit kepala, kadang-kadang terjadi perubaha pada libido dan berat badan, timbulnya akne. Oleh karena jumlah progestin yang dikeluarkan kedalam darah sangat kecil, maka efek samping yang terjadi tidak sesering pada penggunaan pil KB.
 Metode Kontrasepsi AKDR
Alat kecil terdiri dari logam,alminium ataupun plastik yang lentur, yang dimasukkan ke dalam rongga rahim oleh seorang bidan / dokter terlatih untuk mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim, yang menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi.
Ada bebagai jenis AKDR yang berada di Indonesia, secara umum. AKDR tersebut terdiri dari 3 tipe yaitu:
1. Inert, dibuat dari plastik ( Lippes loop ) atau baja anti karat.
2. Mengandung tembaga seperti TCu 380A, TCu 200C. Multiload ( MLCu 250 dan 375 ) dan nava T.
3. Mengandung hormon steroid, seperti progestasert ( hormon Progesteron ) dan Levonova ( Levonorgastrel ).
Mekanisme Kerja
Pendapat terbanyak mengatakan AKDR menimbulkan reaksi radang endometrium dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blasttokista atau sperma. AKDR yang mengandung trimbaga juga menghambat khasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi, dan menginaktifkan sperma. AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir serviks hingga menghalangi pergerakan sperma.
Keuntungan AKDR
AKDR mempunyai keunggulan terhadap cara kontrasepsi yang lain karena :
1. Umumnya hanya memerlukan 1 kali pemasangan dan dengan demikian 1 kali motivasi.
2. Tidak menimbulkan efek sistemik.
3. Alat ini ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara massal.
4. Efektivitas cukup tinggi.
5. Reversibel.
Kerugian AKDR
1. Umumnya setelah pemasangan AKDR terjadi perdarahan yang sedikit-sedikit cepat berhenti.
2. Rasa nyeri dan kejang di perut yang dapat terjadi setelah pemasangan AKDR.
3. Kadang-kadang suami dapat merasakan adanya benang AKDR sewaktu bersenggama.
4. Ekspulsi, AKDR dapat terjadi untuk sebaian atau seluruhnya. Ekspulsi biasanya terjadi waktu haid dan dipengaruhi oleh: Umur dan paritas, lama pemakaian, ekspulsi sebelumnya, jenis dan ukuran, dan faktor psikis.

 Kontrasepsi Mantap
 Tubektomi
Tubektomo adalah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba vallopi yang mengakibatkan wanita tersebut tidak dapat hamil lagi.Hal ini dilakukan dengan sterilisasi, yaitu operasi pada saluran indung telur (perempuan) agar steril atau tak ada sel telur untuk dibuahi. Sterilisasi pada wanita disebut dengan tubektomi.Dahulu tubektomi dilakukan dengan jalan laparatomi atau pembedahan vaginal,tapi sekarang dengan alat-alat tekhnik baru,tindakan ini diselenggarakan secara lebih ringan dan tidak memerlukan perawatan dirumah sakit.
Tindakan yang dilakukan sebagai tindakan pendahuluan untuk mencapai tuba fallopi terdiri atas pembedahan trasabdominal seperi laparatomi,laparaskopoi,dan pembedahan transvaginal,seperti kolpotomi posterior,kuldoskopi,serta pembedahan transervikal seperti penutupan lumen tuba histeroskopik.

Keuntungan tubektomi adalah:
1. Motifasi hanya dilakukan satu kali saja,sehingga tidak diperlukan motifasi yang berulang-ulang
2. Efektifitas hampir 100%.
3. Tidak mempengaruhi libido seksualis.
4. Kegagalan dari pihak pasien tidak ada
Kerugian Tubektomi
Kerugian tubektomi adalah: Bahwa tindakan ini dapat dianggap tidak reversibel,walaupun sekarang ada kemungkinan untuk membuka tuba kembalipada mereka yang akhirnya masih menginginkan anak lagi dangan operasi rekanalisasi.
 Vasektomi
Vasektomi adalah pemotongan vas deferens (saluran yang membawa sperma dari testis). Vasektomi dilakukan oleh ahli bedah urolog dan memerlukan waktu sekitar 20 menit. Pria yang menjalani vasektomi sebaiknya tidak segera menghentikan pemakaian kontrasepsi, karena biasanya kesuburan masih tetap ada sampai sekitar 15-20 kali ejakulasi. Setelah pemeriksaan laboratorium terhadap 2 kali ejakulasi menunjukkan tidak ada sperma, maka dikatakan bahwa pria tersebut telah mandul.

Teknik Vasektomi

Mula-mula kulit skrotum di daerah operasi di sterilisasikan kemudian dilakukan anastesia lokal dengan larutan Xlokain. Anastesia dilakukan di kulit skrotum dan jaringa sekitarnya di bagian atas, dan pada jaringan disekitar vasdeferens. Vas dicari dan setelah ditentukan lokalisasinya di pegang sedekat mungkin di bawah kulit skrotum. Setelah itu dilakukan sayatan pada kulit skrotum sepanjang 0,5 sampai 1 cm didekat tempat vasdeferens. Setelah vas kelihatan, dijepit dan dikeluarkan dari sayatan ( harus diyakinkan betul , bahwa memang vas yang dikeluarkan itu ), vas dipotong sepanjang 1 sampai 2 cm dan ke dua ujungnya di ikat. Setelah kulit dijahit, tindakan diulangi pada sebelah yang lain.



Komplikasi dari vasektomi adalah:
- Perdarahan
- Respon peradangan terhadap sperma yang merembes
- Pembukaan spontan

Keuntungan Vasektomi
1. Tidak menimbulkan kelainan fisik maupun mental.
2. Tidak mengganggu libido seksualitas.
3. Dapat dikerjakan secara polikliniks
Kerugian Vasektomi
Adapun kerugian dari vasektomi disini adalah: Bahwa tindakan ini dapat dianggap tidak reversibel,walaupun sekarang ada kemungkinan untuk membuka vasdeferens kembali pada mereka yang akhirnya masih menginginkan anak lagi dangan operasi rekanalisasi. Dan apabila ada kelainan lokal atau umum yang dapat mengganggu sembuhnya luka operasi, kelainan itu harus disembuhkan dahulu.




DAFTAR PUSTAKA
Teknik Keluarga Berencana, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran,Bandung: Elstar Offset: 1998

Ilmu Kandungan,Yayasan Bina Pustaka Sarwowno Prawirohardjo,Jakarta: Tridasa Printer: 2008

Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1,2001,Fakultas Kedokteran UI,Jakarta:Media Aesculapius

Winjosastro H, Syaifuddin AB, Rachimhadi T (eds). Ilmu Kebidanan. P.45-51. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

KEPERAWATAN DEWASA IX (REPRODUKSI)

KB DAN KONTRASEPSI





OLEH
JUNAIDIN
YP.08.1.P.099




STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar